Datsun GO+ Concept

Tulisan kiriman dari DGCI Tangerang Raya, juga terbit di http://www.dgcitangray.com/artikel/modifikasi/datsun-go-concept/

MEFRIK, Modern, Estetika, Fungsional, Rasional, Inovasi dan Kreasi

Istilah di atas buat anak tahun 90an sampai 2000an pasti paham. terutama anak motor :p

Berawal dari melihat teman-teman di DGCI yang hobi modifikasi Datsun-nya, saya mencari ide dan konsep modifikasi. Awalnya hanya ingin modifikasi menggunakan cutting stiker dan pernak pernik aksesoris dan body kit add-on, tapi istri saya justru mengajukan konsep lebih “gila”.

Ganti bumper sekalian, tanpa pakai body kit add-on!

Hmm, bahagia sebenarnya istri mendukung modifikasi dan kebetulan seleranya sama. Modifikasi harus fungsional dan terkonsep. Berarti saya harus ekstra kerja keras untuk mewujudkannya, terutama soal dana. Tapi karena istri sudah menyetujui makan budget langsung cair begitu saja.

Hal pertama yang saya lakukan adalah mencari konsep modifikasi. Ada 3 aturan penting soal modifikasi menurut selera saya dan istri (diluar soal biaya yang relatif sensitif kalau dibahas)

  1. Fungsional di jalan raya
  2. Tidak boleh mirip dengan mobil merek lain. misalnya mirip Yaris, mirip Jazz, mirip HR-V, dsb.
  3. Kualitas bagus

Tahap pertama adalah mencari konsep di interwebs, gak mudah soal ini karena yang muncul adalah konsep modifikasi untuk kontes, bukan untuk jalan raya. Jika dapat, modifikasinya adalah hasil bengkel merek mobil tertentu. Misal Mugen, TRD. Sesuai poin 2, tidak boleh mirip merek lain. Takut masuk @indoricer haha

Akhirnya dapat konsepnya, saya ambil dari ilustrator grafis yang hobi mendesain mobil-mobil konsep. Mr. Theophilus Chin, pria berkebangsaan Malaysia yang tingal di Singapura. Dia menyebut dirinya “Automotive Manipulator”.

Tahap kedua adalah mencari workshop modifikasi. Ada dua nama yang terkenal di DGCI, yaitu Astro di Tegal dan J-Project di Malang. Astro milik Om Arie Sastro, harusnya tahu siapa beliau, hasilnya luar biasa bagus dan kreatif. J-Project milik Om Feri Agung dari DGCI Malang Raya. Untuk nama yang terakhir ini, saya kenal ketika saya sedang liburan ke Malang dan ikut kopdar DGCI Malang Raya. Dari situ saya kenal dan melihat langsung hasil modifikasinya.

Selain dua workshop di atas, saya juga menemukan workshop sekitar Jabodetabek. Pilihannya dekat atau jauh sekalian. Saya sudah menghubungi beberapa workshop di Jabodetabek, kendala paling utama adalah mobil harus menginap minimal 3 minggu di workshop. Ini jadi major drawbacks buat istri saya. Oh iya, ini sebenarnya mobil paling sering dipakai istri saya untuk antar anak sekolah dan bisnisnya. Saya pakai mobil hanya weekend.

Akhirnya workshop di Jabodetabek saya coret dari list.

Suatu ketika, saya mendapat undangan acara di kota Malang. Seperti sudah “jodoh”, saya pikir kenapa gak modif di Malang saja sekalian datang acara dan liburan. Oke saya hubungi Om Agung, ternyata mobil saya tidak perlu menginap disana 3 minggu, karena sudah pasti Om Agung punya Datsun GO+. Om Agung setuju. Hore.

Jadi, Om Agung mengerjakan konsep saya menggunakan mobilnya sampai selesai, sekitar 3 minggu. Ketika saya nanti sampai Malang, tinggal fitting dan pasang 1 hari. Cocok.

Bla bla bla… akhirnya sampai ke kota Malang langsung drop mobil saya di workshopnya Om Agung kemudian saya menghadiri acara. Besoknya selesai dan dilanjutkan liburan.

Cukup ya ceritanya, mari cek foto-foto dokumentasi Datsun GO+ saya dari kondisi standar sampai selesai. Mungkin terlihat “biasa” dan gak “wah”, memang itu tujuannya. Saya ingin mobil saya terlihat “standar” seperti bawaan pabrik tidak neko-neko.

  • Rims, Ring 15 RAYS Replica :peace:
  • Roof Bar, 100% berfungsi tanpa bor. Sudah berkali-kali dipasang Roof Box Hapro keliling pulau Jawa
  • Stiker, DIY + Cutting
  • Electric Side-mirror Yaris
  • Fortuner DRL with Auto ON/Off
  • Engine, super duper standar

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here