
Keterkembangan serta kemajuan teknologi yang disematkan pada ban, membuat mobil keluaran baru tidak lagi menggunakan ban dalam (tube tyre). Ban yang lebih banyak digunakan saat ini adalah jenis tubeless.
Dengan menggunakan ban tubeless, pengendara tak perlu khawatir saat ban menginjak benda tajam karena angin di dalamnya tidak langsung berkurang atau kempes.
Meski ban tubeless sudah dirancang untuk bisa menahan tyre puncture atau tusukan pada ban, banyak pemilik kendaraan di Indonesia menambahkan cairan antibocor. Cairan tersebut kini banyak dijual di bengkel umum dan toko ban.
Ketua Perkumpulan III komunitas Datsun GO+ Community Indonesia, Lucky Firman Akbar mengatakan, saat ini memang banyak produk sealant liquid atau cairan antibocor khusus ban mobil.
“Ban itu sebuah produk yang dirancang untuk menyesuaikan dengan performance, safety, harus punya grip yang baik, noise juga harus bagus, jarak pemakaian sudah dihitung, namun seperti kita sama-sama ketahui teknologi berkembang dan sekarang ada sealant liquid. Nah sealant ini yang nantinya akan menutup lubang yang ada pada ban,” kata Lucky.
Dengan penggunaan cairan ban tersebut, dikatakan Lucky, memang akan membantu pengemudi saat ban-nya menginjak benda tajam, angin di dalam ban bisa ditahan untuk tidak keluar meski terjadi sobekan.
Namun, penggunaan cairan anti bocor tersebut juga memiliki risiko, yakni massa ban akan menjadi lebih berat daripada ukuran standar pabrikannya. Lantaran, cairan ini lama kelamaan akan berubah menjadi seperti karet untuk melindungi bagian dalam ban.
“Produk sealant ini bermacam-macam, yang bagus mungkin tidak akan berpengaruh pada ban, tetapi kalau yang kurang bagus dikhawatirkan berpengaruh pada komponen di dalam ban dalam jangka waktu yang panjang,” ujarnya.
“Kalau memang mau pakai cairan anti bocor, pilih yang kualitasnya baik dan sudah cukup terdengar namanya. Kalaupun tidak pakai ya tidak masalah juga,” kata Lucky.